Thursday, January 10, 2019


TUGAS MAKALAH OSEANOGRAFI
NAMA            : GULMAN ZAKIYA
NIM                : 1710712210012
A.    PENDAHULUAN
Kata “Oseanografi” di dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata Bahasa Inggris “Oceanography”, yang merupakan kata majemuk yang berasal dari kata “ocean” dan “graphy” dari Bahasa Yunani atau “graphein” dari Bahasa Latin yang berarti “menulis”. Jadi, menurut arti katanya, Oseanografi berarti menulis tentang laut.
Selain “Oseanografi” kita juga sering mendengar kata “Oseanologi”. Kata “Oseanologi” di dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata Bahasa Inggris “Oceanology”, yang juga merupakan kata majemuk yang berasal dari kata “ocean” dan “logia” dari Bahasa Yunani atau “legein” dari Bahasa Latin yang berarti “berbicara”. Dengan demikian, menurut arti katanya, Oseanologi berarti berbicara tentang laut.
Menurut Ingmanson dan Wallace (1973), akhiran “-grafi” mengandung arti suatu proses menggambarkan, mendeskripsikan, atau melaporkan seperti tersirat dalam kata “Biografi” dan “Geografi”. Akhiran “-ologi” mengandung arti sebagai suatu ilmu (science) atau cabang ilmu pengetahuan (knowlegde). Dengan demikian “Oseanologi” berarti ilmu atau studi tentang laut, sedang “Oseanografi” berati deskripsi tentang laut. Meskipun demikian, kedua kata itu sering dipakai dengan arti yang sama, yaitu berarti sebagai eksplorasi atau studi ilmiah tentang laut dan berbagai fenomenanya. Negara-negara Eropa Timur, China dan Rusia cenderung memakai kata Oseanologi, sedang negara-negara Eropa Barat dan Amerika cenderung memakai kata Oseanografi.
Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari fenomena laut, yang kemudian dapat diaplikasikan ke banyak bidang, seperti rekayasa, lingkungan, bencana laut, perikanan, dan mitigasi bencana. Perilaku laut memang susah untuk diprediksi, gelombang yang tinggi, tenggelamnya pulau-pulau keil karena kenaikan permukaan laut, badai, tsunami, dan lain sebagainya. Oseanografi sangat menarik untuk didalami dan dipelajari.

B.     PEMBAHASAN
Untuk mempermudah mempelajari laut, para ahli oseanografi secara umum membagi oseanografi menjadi lima kelompok, yaitu:
·         Oseanografi kimia (chemical oceanography): mempelajari semua reaksi kimia yang terjadi dan distribusi unsur-unsur kimia di samudera dan di dasar laut.
·         Oseanografi biologi (biological oceanography): mempelajari tipe-tipe kehidupan di laut, distribusinya, saling keterkaitannya, dan aspek lingkungan dari kehidupan di laut itu.
·         Oseanografi fisika (physical oceanography): mempelajari berbagai aspek fisika air laut seperti gerakan air laut, distribusi temperatur air laut, transmisi cahaya, suara, dan berbagai tipe energi dalam air laut, dan interaksi udara (atmosfer) dan laut (hidrosfer).
·         Oseanografi geologi (geological oceanography): mempelajari konfigurasi cekungan laut, asal usul cekungan laut, sifat batuan dan mineral yang dijumpai di dasar laut, dan berbagai proses geologi di laut. Kata lain untuk menyebutkan oseanografi geologi adalah geologi laut (marine geology).
·         Oseanografi meteorologi (meteorological oceanography): mempelajari fenomena atmosfer di atas samudera, pengaruhnya terhadap perairan dangkal dan dalam, dan pengaruh permukaan samudera terhadap proses-proses atmosfer
Pengelompokan oseanografi menjadi lima kelompok seperti di atas menunjukkan bahwa oseanografi adalah ilmu antar-disiplin. Sebagai contoh, proses atau kondisi geologi suatu kawasan laut dapat mempengaruhi karakteristik fisika, kimia dan biologi laut tersebut.
1.      Densitas, Salinitas dan Suhu.
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari dinamikalaut. Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal (misalnya akibat perbedaanpemanasan di permukaan) dapat menghasilkan arus laut yang sangat kuat. Olehkarena itu penentuan densitas merupakan hal yang sangat penting dalamoseanografi. Lambang yang digunakan untuk menyatakan densitas adalahρ (rho). densitas berbandinng lurus dengan salinitas dan berbanding terbalik dengan suhu.
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.
Temperatur atau suhu merupakan derajat panas suatu objek yang diakibatkan oleh tumbukan antar molekul yang tidak beraturan. Temperatur berbeda dengan panas/kalor. Panas per unit volume dihitung dari temperatur dengan rumusan: Q = densitas x panas spesifik x temperatur. (Noir P. Purba dan Widodo S. Pranowo: 2015)
Suhu air laut sering juga disebut dengan SST (Sea Surface Temperature) atau SPL (Suhu Permukaan Laut) dengan satuan SI yaitu Celcius (0C). Jika mengukur perbedaan suhu (delta), maka harus diukur dengan satuan Kelvin (K). Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak ketinggian dari permukaan laut (Altituted), intensitas cahaya matahari yang diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi udara, dan penutupan awan (Hutabarat dan Evans, 1986).
Sumber utama panas air laut yaitu berasal dari cahaya matahari.  Ada pula sumber lain panas air laut yaitu struktur bumi seperti gunung api; lempeng samudera; dan daratan, serta energi kinetik yang ada dalam kolom air. Perbedaan siang dan malam dapat mempengaruhi suhu air laut.  Pada pagi hari, suhu air laut lebih rendah dibandingkan pada siang hari. Pada sore hari suhu air laut lebih rendah dari siang hari tetapi lebih tinggi dari pagi hari meskipun posisi mataharinya sama, hal tersebut dikarenakan sifat air laut yang lama menyerap dan melepaskan panas. Selain itu, berdasarkan posisi matahari terhadap bumi pun dapat mempengaruhi suhu air laut. Suhu air laut pada wilayah tropis akan lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah subtropis dan kutub. Ada pula sumber lain panas air laut, yaitu interior bumi (daratan dan kerak bumi), serta energi kinetik yang ada dalam kolom air.
2.                  Jenis Ikan Yang Hidup Diperairan Laut
a. Tuna
Dagingnya yang tebal dan lembut menjadi salah satu alasan mengapa jenis ikan yang satu ini banyak digemari. Tuna merupakan salah satu dari jenis ikan laut yang dapat berkembang hingga mencapai bobot 650 kilogram, lho. Ia merupakan salah satu dari sekian jenis-jenis ikan laut besar yang bisa ditemukan di perairan dalam.
Tuna adalah salah satu hewan laut yang biasa hidup bergerombol dan termasuk kedalam keluarga Scombridae dan mempunyai genus Thunnini. Bentuk tubuhnya mirip dengan torpedo dan memiliki mulut yang runcing. Ia mempunyai dua sirip di punggung yang letaknya terpisah.
Ada beberapa jenis tuna besar yang hidup di perairan Indonesia. Jenis-jenis tuna tersebut adalah tuna maddihang, tuna mata besar, tuna albakora, dan tuna sirip biru. Kira-kira kamu pernah makan yang mana, nih?
Berbagai keuntungan bisa kamu dapatkan jika mengonsumsi hewan laut yang satu ini. Protein atau asam amino yang terkandung dalam dagingnya akan menjaga jaringan tubuhmu agar berfungsi dengan baik. Dagingnya mengandung lemak yang rendah sehingga tak akan membahayakan jantung jika kamu memakannya.
Meski manfaat tuna begitu banyak dan baik bagi kesehatan, tapi jangan sampai berlebihan, ya! Cukup mengonsumsinya satu hingga dua kali dalam seminggu dengan jumlah 170 gram.
b. Cakalang
Jenis ikan laut yang satu ini ternyata masih satu keluarga dengan tuna yaitu Scombridae. Namun, ia mempunyai genus yang berbeda yaitu Kastuwonus. Jika tuna bisa berkembang hingga mencapai 65o kilogram, tapi cakalang hanya bisa sampai sekitar 20 kilogram saja.
Kamu harus coba makan daging hewan laut ini apabila ingin elastisitas kulitmu terjaga karena kandungan proteinnya yang tinggi. Selain kandungan protein, ia juga mempunyai kandungan Vitamin A, C, dan D.
Cakalang juga merupakan ikan yang suka hidup bergerombol. Karena masih satu keluarga dengan tuna, maka bentuknya pun mirip yaitu menyerupai torpedo tapi dengan ukuran yang lebih kecil dan bagian kepala yang lebih tebal. Ia pun mempunyai garis-garis lurus pada tubuhnya.
Hewan laut ini mempunyai sirip yang terbelah, hal itu sebagai penanda bahwa ia termasuk salah satu dari jenis-jenis ikan laut yang mampu bergerak cepat. Ia termasuk hewan yang rakus dan pemangsa hewan-hewan kecil.
Selain mengandung banyak nutrisi yang diperlukan oleh tubuh, ia biasanya diolah menjadi berbagai masakan lezat yang menggungah selera, lho. Salah satunya yang paling terkenal adalah cakalang fufu dan cakalang suwir pedas yang juga merupakan makanan khas Manado. Tapi, kamu tak perlu jauh-jauh ke Manado kok, cukup pergi ke pasar dan beli ikannya dan kamu pun bisa membuat masakan cakalang ala kamu sendiri.
c. Tongkol
Satu lagi hewan laut yang termasuk keluarga Scombridae yang juga bagus untuk dikonsumsi yaitu tongkol. Jika dilihat dari jenis-jenis ikan laut dan gambarnya di atas, mungkin sekilas akan mirip dengan cakalang. Tapi keduanya berbeda karena tongkol bergenus Euthynnus.
Tongkol mempunyai bagian kepala berwarna abu-abu mengkilat yang memanjang dan memiliki mulut yang meruncing ke bawah. Jika cakalang mempunyai garis lateral pada badannya, maka pada tongkol kamu tidak akan menemukannya. Itulah yang membendakan tongkol dengan cakalang.
d. Bandeng
Nama Latin Ikan Bandeng atau Nama Ilmiah: Chanos chanos
Nama Ikan Bandeng Dalam Bahasa Inggris: Milkfish
e. Barracuda
Nama Latin Ikan Barakuda atau Nama Ilmiah: Sphyraena
Nama Ikan Barakuda Dalam Bahasa Inggris: Barracuda
f. Baronang
Nama Latin Ikan Baronang atau Nama Ilmiah: Siganidae
Nama Ikan Baronang Dalam Bahasa Inggris:
Selain ikan terdapat juag biota-biota laut lainnya seperti :
a.       Terumbu Karang
Terumbu karang adalah ekosistem bawah laut yang terdiri dari sekelompok binatang karang yang membentuk struktur kalisum karbonat, semacam batu kapur. Ekosistem ini menjadi habitat hidup berbagai satwa laut. Terumbu karang bersama-sama hutan mangrove merupakan ekosistem penting yang menjadi gudang keanekaragaman hayati di laut. Dari sisi keanekaragaman hayati, terumbu karang disebut-sebut sebagai hutan tropis di lautan.
Ekosistem terumbu karang merupakan habitat hidup sejumlah spesies bintang laut, tempat pemijahan, peneluran dan pembesaran anak-anak ikan. Dalam ekosistem ini terdapat banyak makanan bagi ikan-ikan kecil dan ikan-ikan kecil tersebut merupakan mangsa bagi predator yang lebih besar.
Diperkirakan terdapat lebih dari satu juta spesies mendiami ekosistem ini. Meski terlihat kokoh seperti batuan karang, ekosistem ini sangat rentan terhadap perubahan lingkungan. Suhu optimum bagi pertumbuhan terumbu karang berkisar 26-28°C.1 Dengan toleransi suhu berkisar 17-34°C.2 Perubahan suhu dalam jangka waktu yang panjang bisa membunuh terumbu karang. Ekosistem ini juga memerlukan perairan yang jernih, sehingga matahari bisa menembus hingga lapisan terdalamnya.
b.      Padang Lamun
amun didefinisikan sebagai satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air dan memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati. Beberapa ahli juga mendefinisikan lamun (Seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas. Karena pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga istilah padang lamun (Seagrass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang.Sedangkan sistem (organisasi) ekologi padang lamun yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik disebut Ekosistem Lamun (Seagrass ecosystem).Habitat tempat hidup lamun adalah perairan dangkal agak berpasir dan sering juga dijumpai di terumbu karang.
Karakteristik ekologis padang lamun antara lain adalah :
1.      Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir
2.      Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran terumbu karang
3.      Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung
4.      Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan.
5.      Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnya terbenam air termasuk daur generative
6.      Mampu hidup di media air asin
7.      Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik
Tumbuhan lamun merupakan tumbuhan laut yang mempunyai sebaran cukup luas mulai dari benua Artik sampai ke benua Afrika dan Selandia Baru. Jumlah jenis tumbuhan ini mencapai 58 jenis di seluruh dunk (Kuo dan Me. Comb 1989) dengan konsentrasi utama didapatkan di wilayah Indo-Pasifik. Dari jumlah tersebut 16 jenis dari 7 marga diantaranya ditemukan di perairan Asia Tenggara, dimana jumlah jenis terbesar ditemukan di perairan Filipina (16 jenis) atau semua jenis yang ada di perairan Asia Tenggara ditemukan juga di Filipina. Dua hipotesis yang saling bertolak belakang yang digunakan untuk menjelaskan penyebaran lamun adalah : 1. Hipotesis Vikarians dan 2. hipotesis pusat asal usul. Hipotesis vikarians yang dikemukakan oleh McCoy dan Heck (1976), berdasarkan lempeng tektonik, perubahan iklim, dan juga pertimbangan ekologi seperti kepunahan dan hubungan spesies-habitat. Berdasarkan penyebaran terumbu karang (sklerektinia), lamun, dan mangrove, McCoy dan Heck ( 1976) menyimpulkan bahwa: pola biogeography lebih baik dijelaskan oleh keberadaan penyebaran biota secara luas pada waktu sebelumnya yang telah mengalami perubahan akibat kejadian tektonik, speciation, dan kepunahan, bersama dengan geologi modern dan teori biogeografi.
Menurut Azkab (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang paling produktif. Di samping itu juga ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, sebagai berikut :
1        Sebagai produsen primer : Lamun memiliki tingkat produktifitas primer tertinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada dilaut dangkal seperti ekosistem terumbu karang (Thayer et al. 1975).
2        Sebagai habitat biota : Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat menempel berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga). Disamping itu, padang lamun (seagrass beds) dapat juga sebagai daerah asuhan, padang pengembalaan dan makanan berbagai jenis ikan herbivora dan ikan-ikan karang (coral fishes) (Kikuchi & Peres, 1977).
3        Sebagai penangkap sedimen : Daun lamun yang lebat akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan disekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedmen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaan. Jadi, padang lamun disini berfungsi sebagai penangkap sedimen dan juga dapat mencegah erosi (Gingsuburg & Lowestan, 1958).
4        Sebagai pendaur zat hara : Lamun memegang peranan penting dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka dilingkungan laut. Khususnya zat-zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifit.
Sedangkan menurut Philips & Menez (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem bahari yang produktif, ekosistem lamun pada perairan dangkal berfungsi sebagai :
1        Menstabilkan dan menahan sedimen–sedimen yang dibawa melalui tekanan tekanan dari arus dan gelombang.
2        Daun-daun memperlambat dan mengurangi arus dan gelombang serta mengembangkan sedimentasi.
3        Memberikan perlindungan terhadap hewan–hewan muda dan dewasa yang berkunjung ke padang lamun.
4        Daun–daun sangat membantu organisme-organisme epifit.
5        Mempunyai produktifitas dan pertumbuhan yang tinggi.
6        Menfiksasi karbon yang sebagian besar masuk ke dalam sistem daur rantai makanan.
Selain itu secara ekologis padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting bagi wilayah pesisir, yaitu :
1        Produsen detritus dan zat hara.
2        Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak, dengan system perakaran yang padat dan saling menyilang.
3        Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa dewasanya di lingkungan ini.
Sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni padang lamun dari sengatan matahari