TUGAS MAKALAH OSEANOGRAFI
NAMA :
GULMAN ZAKIYA
NIM :
1710712210012
A.
PENDAHULUAN
Kata
“Oseanografi” di dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata Bahasa Inggris
“Oceanography”, yang merupakan kata majemuk yang berasal dari kata “ocean” dan
“graphy” dari Bahasa Yunani atau “graphein” dari Bahasa Latin yang berarti
“menulis”. Jadi, menurut arti katanya, Oseanografi berarti menulis tentang
laut.
Selain
“Oseanografi” kita juga sering mendengar kata “Oseanologi”. Kata “Oseanologi”
di dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata Bahasa Inggris
“Oceanology”, yang juga merupakan kata majemuk yang berasal dari kata “ocean”
dan “logia” dari Bahasa Yunani atau “legein” dari Bahasa Latin yang berarti
“berbicara”. Dengan demikian, menurut arti katanya, Oseanologi berarti
berbicara tentang laut.
Menurut
Ingmanson dan Wallace (1973), akhiran “-grafi” mengandung arti suatu proses
menggambarkan, mendeskripsikan, atau melaporkan seperti tersirat dalam kata
“Biografi” dan “Geografi”. Akhiran “-ologi” mengandung arti sebagai suatu ilmu
(science) atau cabang ilmu pengetahuan (knowlegde). Dengan demikian
“Oseanologi” berarti ilmu atau studi tentang laut, sedang “Oseanografi” berati
deskripsi tentang laut. Meskipun demikian, kedua kata itu sering dipakai dengan
arti yang sama, yaitu berarti sebagai eksplorasi atau studi ilmiah tentang laut
dan berbagai fenomenanya. Negara-negara Eropa Timur, China dan Rusia cenderung
memakai kata Oseanologi, sedang negara-negara Eropa Barat dan Amerika cenderung
memakai kata Oseanografi.
Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari
fenomena laut, yang kemudian dapat diaplikasikan ke banyak bidang, seperti
rekayasa, lingkungan, bencana laut, perikanan, dan mitigasi bencana. Perilaku
laut memang susah untuk diprediksi, gelombang yang tinggi, tenggelamnya
pulau-pulau keil karena kenaikan permukaan laut, badai, tsunami, dan lain
sebagainya. Oseanografi sangat menarik untuk didalami dan dipelajari.
B. PEMBAHASAN
Untuk mempermudah mempelajari laut, para ahli
oseanografi secara umum membagi oseanografi menjadi lima kelompok, yaitu:
·
Oseanografi kimia (chemical oceanography): mempelajari semua
reaksi kimia yang terjadi dan distribusi unsur-unsur kimia di samudera dan di
dasar laut.
·
Oseanografi biologi (biological oceanography): mempelajari
tipe-tipe kehidupan di laut, distribusinya, saling keterkaitannya, dan aspek
lingkungan dari kehidupan di laut itu.
·
Oseanografi fisika (physical oceanography): mempelajari
berbagai aspek fisika air laut seperti gerakan air laut, distribusi temperatur
air laut, transmisi cahaya, suara, dan berbagai tipe energi dalam air laut, dan
interaksi udara (atmosfer) dan laut (hidrosfer).
·
Oseanografi geologi (geological oceanography): mempelajari
konfigurasi cekungan laut, asal usul cekungan laut, sifat batuan dan mineral
yang dijumpai di dasar laut, dan berbagai proses geologi di laut. Kata lain
untuk menyebutkan oseanografi geologi adalah geologi laut (marine geology).
·
Oseanografi meteorologi (meteorological oceanography):
mempelajari fenomena atmosfer di atas samudera, pengaruhnya terhadap perairan
dangkal dan dalam, dan pengaruh permukaan samudera terhadap proses-proses
atmosfer
Pengelompokan oseanografi menjadi lima kelompok
seperti di atas menunjukkan bahwa oseanografi adalah ilmu antar-disiplin.
Sebagai contoh, proses atau kondisi geologi suatu kawasan laut dapat
mempengaruhi karakteristik fisika, kimia dan biologi laut tersebut.
1.
Densitas, Salinitas dan Suhu.
Densitas
merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari dinamikalaut.
Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal (misalnya akibat
perbedaanpemanasan di permukaan) dapat menghasilkan arus laut yang sangat kuat.
Olehkarena itu penentuan densitas merupakan hal yang sangat penting
dalamoseanografi. Lambang yang digunakan untuk menyatakan densitas adalahρ
(rho). densitas berbandinng lurus dengan salinitas dan berbanding terbalik
dengan suhu.
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut
dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah.
Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat
kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan
garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih
dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila
konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.
Temperatur atau suhu merupakan
derajat panas suatu objek yang diakibatkan oleh tumbukan antar molekul yang
tidak beraturan. Temperatur berbeda dengan panas/kalor. Panas per unit volume
dihitung dari temperatur dengan rumusan: Q = densitas x panas spesifik x
temperatur. (Noir P. Purba dan Widodo S. Pranowo: 2015)
Suhu air laut sering juga disebut
dengan SST (Sea Surface Temperature) atau SPL (Suhu Permukaan Laut) dengan
satuan SI yaitu Celcius (0C). Jika mengukur perbedaan suhu (delta), maka harus
diukur dengan satuan Kelvin (K). Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut
adalah letak ketinggian dari permukaan laut (Altituted), intensitas cahaya
matahari yang diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi udara, dan
penutupan awan (Hutabarat dan Evans, 1986).
Sumber utama panas air laut yaitu
berasal dari cahaya matahari. Ada pula
sumber lain panas air laut yaitu struktur bumi seperti gunung api; lempeng
samudera; dan daratan, serta energi kinetik yang ada dalam kolom air. Perbedaan
siang dan malam dapat mempengaruhi suhu air laut. Pada pagi hari, suhu air laut lebih rendah
dibandingkan pada siang hari. Pada sore hari suhu air laut lebih rendah dari
siang hari tetapi lebih tinggi dari pagi hari meskipun posisi mataharinya sama,
hal tersebut dikarenakan sifat air laut yang lama menyerap dan melepaskan
panas. Selain itu, berdasarkan posisi matahari terhadap bumi pun dapat
mempengaruhi suhu air laut. Suhu air laut pada wilayah tropis akan lebih tinggi
dibandingkan dengan wilayah subtropis dan kutub. Ada pula sumber lain panas air
laut, yaitu interior bumi (daratan dan kerak bumi), serta energi kinetik yang
ada dalam kolom air.
2.
Jenis Ikan Yang Hidup Diperairan Laut
a. Tuna
Dagingnya yang tebal dan lembut menjadi salah satu alasan mengapa jenis
ikan yang satu ini banyak digemari. Tuna merupakan salah satu dari jenis ikan
laut yang dapat berkembang hingga mencapai bobot 650 kilogram, lho. Ia
merupakan salah satu dari sekian jenis-jenis ikan laut besar yang bisa
ditemukan di perairan dalam.
Tuna
adalah salah satu hewan laut yang biasa hidup bergerombol dan termasuk kedalam
keluarga Scombridae dan mempunyai genus Thunnini. Bentuk tubuhnya mirip dengan
torpedo dan memiliki mulut yang runcing. Ia mempunyai dua sirip di punggung
yang letaknya terpisah.
Ada
beberapa jenis tuna besar yang hidup di perairan Indonesia. Jenis-jenis tuna
tersebut adalah tuna maddihang, tuna mata besar, tuna albakora, dan tuna sirip
biru. Kira-kira kamu pernah makan yang mana, nih?
Berbagai
keuntungan bisa kamu dapatkan jika mengonsumsi hewan laut yang satu ini.
Protein atau asam amino yang terkandung dalam dagingnya akan menjaga jaringan
tubuhmu agar berfungsi dengan baik. Dagingnya mengandung lemak yang rendah
sehingga tak akan membahayakan jantung jika kamu memakannya.
Meski manfaat tuna begitu banyak dan baik bagi kesehatan, tapi jangan
sampai berlebihan, ya! Cukup mengonsumsinya satu hingga dua kali dalam seminggu
dengan jumlah 170 gram.
b. Cakalang
Jenis ikan laut yang satu ini ternyata masih satu keluarga dengan tuna
yaitu Scombridae. Namun, ia mempunyai genus yang berbeda yaitu Kastuwonus. Jika
tuna bisa berkembang hingga mencapai 65o kilogram, tapi cakalang hanya bisa sampai
sekitar 20 kilogram saja.
Kamu harus coba makan daging hewan laut ini apabila ingin elastisitas
kulitmu terjaga karena kandungan proteinnya yang tinggi. Selain kandungan
protein, ia juga mempunyai kandungan Vitamin A, C, dan D.
Cakalang juga merupakan ikan yang suka hidup bergerombol. Karena masih
satu keluarga dengan tuna, maka bentuknya pun mirip yaitu menyerupai torpedo
tapi dengan ukuran yang lebih kecil dan bagian kepala yang lebih tebal. Ia pun
mempunyai garis-garis lurus pada tubuhnya.
Hewan laut ini mempunyai sirip yang terbelah, hal itu sebagai penanda
bahwa ia termasuk salah satu dari jenis-jenis ikan laut yang mampu bergerak
cepat. Ia termasuk hewan yang rakus dan pemangsa hewan-hewan kecil.
Selain mengandung banyak nutrisi yang diperlukan oleh tubuh, ia
biasanya diolah menjadi berbagai masakan lezat yang menggungah selera, lho.
Salah satunya yang paling terkenal adalah cakalang fufu dan cakalang suwir
pedas yang juga merupakan makanan khas Manado. Tapi, kamu tak perlu jauh-jauh
ke Manado kok, cukup pergi ke pasar dan beli ikannya dan kamu pun bisa membuat
masakan cakalang ala kamu sendiri.
c. Tongkol
Satu
lagi hewan laut yang termasuk keluarga Scombridae yang juga bagus untuk
dikonsumsi yaitu tongkol. Jika dilihat dari jenis-jenis ikan laut dan gambarnya
di atas, mungkin sekilas akan mirip dengan cakalang. Tapi keduanya berbeda karena
tongkol bergenus Euthynnus.
Tongkol mempunyai bagian kepala berwarna abu-abu mengkilat yang
memanjang dan memiliki mulut yang meruncing ke bawah. Jika cakalang mempunyai
garis lateral pada badannya, maka pada tongkol kamu tidak akan menemukannya.
Itulah yang membendakan tongkol dengan cakalang.
d. Bandeng
Nama
Latin Ikan Bandeng atau Nama Ilmiah: Chanos chanos
Nama
Ikan Bandeng Dalam Bahasa Inggris: Milkfish
e. Barracuda
Nama
Latin Ikan Barakuda atau Nama Ilmiah: Sphyraena
Nama
Ikan Barakuda Dalam Bahasa Inggris: Barracuda
f. Baronang
Nama
Latin Ikan Baronang atau Nama Ilmiah: Siganidae
Nama
Ikan Baronang Dalam Bahasa Inggris:
Selain ikan terdapat juag biota-biota laut lainnya
seperti :
a.
Terumbu Karang
Terumbu karang
adalah ekosistem bawah laut yang terdiri dari sekelompok binatang karang yang
membentuk struktur kalisum karbonat, semacam batu kapur. Ekosistem ini menjadi
habitat hidup berbagai satwa laut. Terumbu karang bersama-sama hutan mangrove
merupakan ekosistem penting yang menjadi gudang keanekaragaman hayati di laut.
Dari sisi keanekaragaman hayati, terumbu karang disebut-sebut sebagai hutan
tropis di lautan.
Ekosistem
terumbu karang merupakan habitat hidup sejumlah spesies bintang laut, tempat
pemijahan, peneluran dan pembesaran anak-anak ikan. Dalam ekosistem ini
terdapat banyak makanan bagi ikan-ikan kecil dan ikan-ikan kecil tersebut
merupakan mangsa bagi predator yang lebih besar.
Diperkirakan
terdapat lebih dari satu juta spesies mendiami ekosistem ini. Meski terlihat
kokoh seperti batuan karang, ekosistem ini sangat rentan terhadap perubahan
lingkungan. Suhu optimum bagi pertumbuhan terumbu karang berkisar 26-28°C.1
Dengan toleransi suhu berkisar 17-34°C.2 Perubahan suhu dalam jangka waktu yang
panjang bisa membunuh terumbu karang. Ekosistem ini juga memerlukan perairan
yang jernih, sehingga matahari bisa menembus hingga lapisan terdalamnya.
b.
Padang Lamun
amun didefinisikan sebagai
satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara
penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam
air dan memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati. Beberapa ahli juga
mendefinisikan lamun (Seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam
air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji
dan tunas. Karena pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga
istilah padang lamun (Seagrass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup
suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih dengan
kerapatan padat atau jarang.Sedangkan sistem (organisasi) ekologi padang lamun
yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik disebut Ekosistem Lamun (Seagrass
ecosystem).Habitat tempat hidup lamun adalah perairan dangkal agak berpasir dan
sering juga dijumpai di terumbu karang.
Karakteristik ekologis padang
lamun antara lain adalah :
1.
Terdapat di perairan pantai yang landai, di
dataran lumpur/pasir
2.
Pada batas terendah daerah pasang surut dekat
hutan bakau atau di dataran terumbu karang
3.
Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di
perairan tenang dan terlindung
4.
Sangat tergantung pada cahaya matahari yang
masuk ke perairan.
5.
Mampu melakukan proses metabolisme secara
optimal jika keseluruhan tubuhnya terbenam air termasuk daur generative
6.
Mampu hidup di media air asin
7.
Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik
Tumbuhan lamun merupakan tumbuhan
laut yang mempunyai sebaran cukup luas mulai dari benua Artik sampai ke benua
Afrika dan Selandia Baru. Jumlah jenis tumbuhan ini mencapai 58 jenis di
seluruh dunk (Kuo dan Me. Comb 1989) dengan konsentrasi utama didapatkan di
wilayah Indo-Pasifik. Dari jumlah tersebut 16 jenis dari 7 marga diantaranya
ditemukan di perairan Asia Tenggara, dimana jumlah jenis terbesar ditemukan di
perairan Filipina (16 jenis) atau semua jenis yang ada di perairan Asia
Tenggara ditemukan juga di Filipina. Dua hipotesis yang saling bertolak
belakang yang digunakan untuk menjelaskan penyebaran lamun adalah : 1.
Hipotesis Vikarians dan 2. hipotesis pusat asal usul. Hipotesis vikarians yang
dikemukakan oleh McCoy dan Heck (1976), berdasarkan lempeng tektonik, perubahan
iklim, dan juga pertimbangan ekologi seperti kepunahan dan hubungan
spesies-habitat. Berdasarkan penyebaran terumbu karang (sklerektinia), lamun,
dan mangrove, McCoy dan Heck ( 1976) menyimpulkan bahwa: pola biogeography
lebih baik dijelaskan oleh keberadaan penyebaran biota secara luas pada waktu
sebelumnya yang telah mengalami perubahan akibat kejadian tektonik, speciation,
dan kepunahan, bersama dengan geologi modern dan teori biogeografi.
Menurut Azkab (1988), ekosistem
lamun merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang paling produktif. Di
samping itu juga ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang
kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, sebagai berikut :
1
Sebagai produsen primer : Lamun memiliki tingkat
produktifitas primer tertinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang
ada dilaut dangkal seperti ekosistem terumbu karang (Thayer et al. 1975).
2
Sebagai habitat biota : Lamun memberikan tempat
perlindungan dan tempat menempel berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga).
Disamping itu, padang lamun (seagrass beds) dapat juga sebagai daerah asuhan,
padang pengembalaan dan makanan berbagai jenis ikan herbivora dan ikan-ikan
karang (coral fishes) (Kikuchi & Peres, 1977).
3
Sebagai penangkap sedimen : Daun lamun yang
lebat akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga
perairan disekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar lamun
dapat menahan dan mengikat sedmen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan
dasar permukaan. Jadi, padang lamun disini berfungsi sebagai penangkap sedimen
dan juga dapat mencegah erosi (Gingsuburg & Lowestan, 1958).
4
Sebagai pendaur zat hara : Lamun memegang
peranan penting dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka
dilingkungan laut. Khususnya zat-zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifit.
Sedangkan menurut Philips &
Menez (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem bahari yang
produktif, ekosistem lamun pada perairan dangkal berfungsi sebagai :
1
Menstabilkan dan menahan sedimen–sedimen yang
dibawa melalui tekanan tekanan dari arus dan gelombang.
2
Daun-daun memperlambat dan mengurangi arus dan
gelombang serta mengembangkan sedimentasi.
3
Memberikan perlindungan terhadap hewan–hewan
muda dan dewasa yang berkunjung ke padang lamun.
4
Daun–daun sangat membantu organisme-organisme
epifit.
5
Mempunyai produktifitas dan pertumbuhan yang
tinggi.
6
Menfiksasi karbon yang sebagian besar masuk ke
dalam sistem daur rantai makanan.
Selain itu
secara ekologis padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting bagi wilayah
pesisir, yaitu :
1
Produsen detritus dan zat hara.
2
Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang
lunak, dengan system perakaran yang padat dan saling menyilang.
3
Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh
besar, dan memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa
dewasanya di lingkungan ini.
Sebagai tudung pelindung yang
melindungi penghuni padang lamun dari sengatan matahari